PORTALSURABAYA.COM – Pelaksanaan vaksinasi dosis dua khusus pelajar SMP di Gedung Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya amburadul. Para wali murid pun protes karena panitia penyelenggara gagal mengatur antrean, Kamis (11/08/2021).
Menurut para orang tua yang mengantar anaknya vaksin, selain aturan antrean yang tak jelas, vaksinasi yang diselenggarakan Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan tersebut, juga dikhawatirkan akan memicu penularan Covid-19 karena kerumunan massa.
Seperti diungkap Jeani, salah satu wali murid ini misalnya. “Panitia pelaksana vaksinasi tidak bisa mengatur dengan baik, sehingga vaksinasi amburadul. Apalagi terjadi kerumunan yang bisa menyebabkan penularan Covid-19,” geram Jaeni.
Dia juga mengeluhkan, seharusnya panitia bisa menggelar vaksinasi dengan tertib sesuai jam yang terjadwal dalam undangan yang diterima para peserta vaksin merek Sinovac.
Baca Juga: Vaksinasi Pelajar di Islamic Center Membludak, Skenario Panitia Gagal!
“Tadi saya di sini (Islamic Center) sejak jam 7 pagi, tapi sampai saat ini belum bisa masuk menerima vaksinasi bagi anak saya,” keluhnya.
Sementara Denis, wali murid yang lain juga mengungkap, bahwa kerumunan yang terjadi di Islamic Center saat pelaksanaan vaksinasi sangat berbahaya. “Coba lihat kerumunan itu, sangat bahaya terjadi penularan Covid-19,” ungkapnya.
Sebelumnya, terjadi antrean yang luar biasa di Islamic Center saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis dua khusus pelajar SMP.
Kerumunan tersebut tak bisa dihindari karena ribuan siswa datang secara bersamaan di pagi hari. Padahal jadwal vaksin sudah dibagi sesuai undangan yang diterima masing-masing pelajar. Bahkan, para wali murid juga ikut mengantre meski tak diundang.
Baca Juga: Respons Pelajar SDN Airlangga 1 untuk ‘Surabaya Memanggil’: Ayo Berdonasi!
Sementara Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi yang ikut meninjau lokasi, langsung memerintahkan jajarannya untuk segera membatasi jumlah antrean sesuai jadwal undangan.
Menurut Eri, tingginya antusiasme siswa ini karena khawatir tak kebagian vaksin. “Ada yang jadwalnya jam 3 (15.00 WIB), tapi jam 8 (pagi) sudah datang. Tapi karena petugasnya nggak tegel (tidak tega menolak), akhirnya diperbolehkan (mengantre),” ungkap Eri.
“Karenanya saya bilang: kalau sebelum jamnya (vaksin) sudah datang, jangan masuk dulu. Kasih pengertian. Kalau belum waktunya, nggak boleh masuk,” sambungnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB