PORTALSURABAYA.COM – Inovasi Mobil Vaksin Keliling yang digagas Kapolrestabes Surabaya mendapat apresiasi tokoh masyarakat Madura di Surabaya. Abdul Malik, yang juga ketua DPD Kongres Advokat Indonesisa (KAI) Jawa Timur, pencapaian vaksinasi kota Surabaya saat ini tak lepas dari peran serta inovasi Mobil Vaksin Keliling Polrestabes Surabaya.
“Inovasi pak Kapolres benar-benar menunjukkan hasil efektif. Terkait vaksinasi ini, tiga pilar kota Surabaya dengan suporting Polda Jawa Timur berhasil menorehkan capaian 100 persen lebih vaksinasi di Surabaya,” kata Malik, Kamis (30/9/2021).
Malik menyebutkan, beberapa wilayah di Madura menunjukkan serapan vaksinasi yang rendah seperti di wilayah Bangkalan yang hanya mencapai 21 persen dari jumlah warga karena kurang optimal, serta edukasi ke masyarakatnya.
Lebih jauh, Ia berharap mobil vaksin keliling milik Polrestabes Surabaya tersebut dapat menjangkau masyarakat di Madura keseluruhan.
“Setelah aglomerasi (Gresik-Sidoarjo) kami berharap, pak Kapolda Jawa Timur, pak Kapolrestabes Surabaya bisa menerjunkan mobil vaksinnya di Madura. Biar semua masyarakat bisa terakses vaksin dan sehat semua,” harapnya.
Namun, Malik menyayangkan optimalisasi vaksinasi di Bangkalan misalnya, sangat rendah karena minimnya edukasi ke masyarakat. Seharusnya edukasi dan sosialisasi terus diterapkan lebih sering lagi.
Jika ini bisa dilakukan dengan baik, maka adalah keberhasilan bersama stakeholder terkait. Terutama anggota dewan yang bisa bersentuhan langsung dengan konstituennya.
“Ini adalah problem bersama, Pemerintah, DPRD Kota, tokoh masyarakat tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus ada kerjasama apik menyukseskan vaksinasi. Kami meminta, Bupati dan Anggota Dewan di Kabupaten, lebih aktif terjun ke kepala desa agar sosialisasi aktif di Bangkalan, Madura umumnya,” terangnya.
Malik juga memulai langkah awalnya, berkoordinasi dengan tokoh masyarakat Madura lainnya, Jimhur Saros yang juga merupakan ketua DPC KAI Bangkalan, sekaligus Presdir kelompok Suporter Kacong Mania untuk memetakan kondisi sosial dan masyarakat Bangkalan Madura.
“Jadi masyarakat memang jarang tersentuh sosialisasi yang masif. Kebanyakan dari yang ikut vaksinasi adalah pelajar, atau para pekerja di sektor formal. Sementara di sektor informal seperti nelayan, petani dan sebagainya masih belum memahami pentingnya vaksinasi,” tandasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB