PORTALSURABAYA.COM – Kementerian Agama (Kemenag) membekali jemaah dan petugas haji Indonesia dengan gelang identitas sejak penyelenggaraan haji pada 1995. Gelang identitas ini menjadi ciri khas jemaah dan petugas haji Indonesia, bahkan seiring berjalannya waktu ditiru negara-negara lain.
Gelang identitas ini diberikan saat pembekalan dan pemantapan Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) tiap kloter, yang selanjutnya diserahkan kepada para jemaah haji.
Husnul Maram, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur (Kakanwil Kemenag Jatim), selaku Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menjelaskan, gelang identitas itu memuat sejumlah informasi penting terkait jemaah.
Ada enam kolom dalam gelang tersebut. Kolom pertama, berisi keterangan asal Embarkasi dan tahun keberangkatan. Misal, SUB 1443H. Artinya, jemaah asal Embarkasi Surabaya yang berangkat pada 1443 H.
Kolom kedua berisi nomor kloter. Misal, tertulis: Kloter 12. Kolom ketiga, memuat keterangan Nomor Paspor jemaah.
Kolom keempat, tulisan Jemaah Haji Indonesia dalam Bahasa arab al hajjul Indonesiyyi. Kolom kelima berisi nama jemaah/petugas sesuai nama di buku Paspor. Misal, Fulan bin Fulan.
Dan, kolom terakhir berisi Bendera Indonesia (Merah Putih) sekaligus sebagai penanda jemaah atau petugas asal Indonesia.
“Gelang tersebut terbukti sangat memudahkan berbagai pihak untuk mengidentifikasi jemaah ketika terpisah, lupa arah jalan ke pemondokan, dan lain-lain,” tegas Husnul Maram di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Sabtu (11/6/2022).
Karena itu, Ketua PPIH Embarkasi Surabaya mengimbau kepada seluruh jemaah agar memakai gelang identitas tersebut sejak diterima sampai kembali ke rumah domisili masing-masing di Tanah Air.
“Jangan hanya disimpan karena takut hilang, tapi harus dipakai sejak diterima sampai pulang kembali ke rumah masing-masing,” terang Kakanwil.
Ia juga berpesan agar gelang tersebut tidak tertukar dengan siapapun, dan tidak diperbolehkan saling bertukar gelang identitas.
Husnul menambahkan, sampai dengan hari kedelapan pemberangkatan, sebanyak 4919 jemaah dari 11 kloter sudah diberangkatkan menuju Madinah.
Hingga hari ini, terdapat 3 jemaah haji yang tunda berangkat karena masih harus dirawat intensif di RS Haji Surabaya. Diantara 3 orang tersebut adalah jemaah haji kloter 8 dari Kota Kediri, kloter 10 dari Malang, dan kloter 11 asal Kabupaten Kediri.
“Satu jemaah haji Kloter dua asal Bojonegoro yang sempat beberapa hari dirawat di RS Haji, alhamdulillah tadi pagi, Beliaunya sudah sehat dan telah bergabung dengan Kloter 11 berangkat menuju tanah suci,” ungkap Kakanwil.
Selain itu, ada 1 jemaah yang ditunda keberangkatannya karena dinyatakan hamil, Kloter 10 asal Kabupaten Nganjuk.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB