PORTALSURABAYA.COM – Lawatan Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan RI ke Paris, Perancis bertemu Dewan Menteri OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) pada 5—6 Oktober 2021 menghasilkan potensi besar bagi Indonesia.
Keikutsertaan Indonesia dalam kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama dengan berbagai negara di dunia serta membahas berbagai isu perdagangan terkini.
Dalam kunjungannya, Mendag turut didampingi Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
Dalam pembahasan Building A Green Future yang membahas Innovation and Inclusive Pathways to Net-Zero, Indonesia memberikan reafirmasi akan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Melalui penerbitan UU No.16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim).
“Indonesia berkomitmen untuk mengupayakan pembangunan ekonomi yang berbasis rendah karbon dan berketahanan iklim. Namun, kerja sama internasional diperlukan untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam rangka pengembangan kerangka regulasi kebijakan yang efektif,” jelas Muhammad Lutfi, dalam keterangan tertulisnya.
Hal lain yang dibahas pada Building a Green Future ini, yaitu upaya mendorong agenda pemulihan ekonomi yang kini juga dikemas untuk mendukung agenda transisi menuju ekonomi hijau, inovasi, dan peluang ekonomi baru bagi para pekerja.
Untuk mencapai upaya pemulihan ekonomi yang dipadukan dengan pencapaian target net zero emission, tentunya memerlukan kerjasama internasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa inisiatif yang diluncurkan beberapa negara seperti Green Deal (Uni Eropa), Build Back Better World (G7), Beyond Zero initiative (Jepang), dan Blue Dot Network (Amerika Serikat, Jepang, dan Australia).
Pertemuan Bilateral
Di sela rangkaian kegiatan Pertemuan Dewan Menteri OECD, Mendag melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan negara-negara sahabat, yaitu Kazakhstan, Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, Uni Eropa, dan juga dengan Ngozi Okonjo-Iweala, Direktur Jenderal WTO.
Pada hari pertama (5/10/2021), Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Bakhyt Sultanov, Menteri Perdagangan dan Integrasi Kazakhstan. Dalam pertemuan ini, kedua Menteri membahas rencana persiapan pelaksanaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTO di Jenewa pada Desember tahun ini.
Di mana Kazakhstan akan menjadi Chair pada kegiatan tersebut. Kedua Menteri juga membahas isu-isu strategis yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai konsensus pada KTM ke-12 mendatang.
Berikutnya, Mendag melakukan pertemuan bilateral dengan Franck Riester, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Daya Saing Ekonomi Prancis. Pertemuan tersebut membahas penguatan hubungan perdagangan bilateral dan investasi kedua negara dan kelanjutan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), persiapan KTM WTO ke-12 dan G20, serta beberapa isu perdagangan lainnya.
Selanjutnya, Muhammad Lutfi bertemu dengan Katherine Tai, Head of United States Trade Representative (USTR) Ambassador. Pertemuan membahas beberapa isu perdagangan multilateral yang strategis.
Antara lain terkait subsidi perikanan, perdagangan jasa, penguatan WTO, serta isu terkini di forum multilateral. Selain itu, turut dibahas persiapan pelaksanaan perundingan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) ke-18 yang akan dilaksanakan November tahun ini.
Kemudian, Mendag juga melakukan pertemuan bilateral dengan Mary Ng, Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor dan Perdagangan Internasional Kanada. Kedua negara sepakat memulai perundingan pertama Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA) pada awal 2022. Pihak Kanada menginformasikan, saat ini tengah dalam proses internal di parlemen sebelum dimulainya perundingan.
Muhammad Lutfi menyampaikan harapan agar ICA-CEPA dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang seimbang bagi Indonesia dan Kanada.
Memulai hari ke-2 OECD MCM Paris (6/10/2021), Mendag bertemu dengan Maria Reyes Maroto, Menteri Industri, Perdagangan, dan Pariwisata Spanyol. Menteri Maroto mengawali pertemuan dengan menyambut positif proses perundingan Indonesia-EU CEPA yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kedua pihak.
Dalam kesempatan tersebut, Spanyol juga menyampaikan rencanakan kunjungan Menteri Maroto dalam waktu dekat bersama dengan perwakilan bisnis (trade mission).
Kunjungan kerja dimaksud bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara khususnya di sektor infrastruktur, air dan sanitasi, renewables, dan sektor lainnya.
Muhammad Lutfi menyambut baik rencana tersebut dan menyampaikan kepentingan Indonesia untuk mendapatkan investasi dan transfer teknologi dalam rangka menghindari persoalan Middle-Income Trap agar dapat menjadi negara penghasil dan pengekspor produk bernilai tambah.
Selanjutnya, Mendag melakukan pertemuan bilateral dengan Valdis Dombrovskis, Executive Vice President Uni Eropa. Pertemuan membahas dua hal, yaitu Indonesia-EU CEPA dan persiapan KTM WTO ke-12. Kedua pihak sepakat untuk memberikan mandat kepada para negosiator untuk memperoleh kemajuan signifikan pada putaran ke-11 perundingan IEU-CEPA mendatang.
Muhammad Lutfi dan EVP Dombrovskis direncanakan akan kembali bertemu di sela-sela KTM WTO ke-12. Selain itu, pihak Uni Eropa mengharapkan dukungan Indonesia atas proposal Trade and Health Initiative sebagai salah satu outcome dari KTM ke-12 WTO.
Sementara itu, Indonesia turut menekankan bahwa dalam upaya mengatasi pandemi, kesepakatan terkait fleksibilitas ketentuan perjanjian Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) tetap diperlukan khususnya bagi negara berkembang guna mendapatkan akses vaksin.
Sedangkan, untuk menjalin konsensus mengenai beberapa isu prioritas pada KTM WTO ke-12, Mendag melakukan pertemuan bilateral dengan Ngozi Okonjo-Iweala, Dirjen WTO.
Dalam pertemuan ini, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melakukan konsolidasi dengan negara berkembang, anggota WTO khususnya, guna mencari kesamaan untuk isu pertanian, subsidi perikanan, dan TRIPs waiver.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB