PORTALSURABAYA.COM – Program pembangunan di Kota Surabaya, khususnya proyek-proyek berskala besar dan prestisius, memang tengah mengalami ‘guncangan’ karena pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir meski sudah memasuki tahun kedua. Kondisi ini diakui anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Sukadar.
Namun menurut politikus asal PDIP ini, untuk proyek pembangunan skala kecil yang nilainya di kisaran Rp 1,5 miliar, masih stabil. “Untuk proyek kecil masih tetap berjalan, jadi jangan dibilang pembangunan Surabaya ini mati suri, no.. no..!” tutur Sukadar, Rabu (4/8/2021).
Pembangunan skala kecil itu misalnya, jelas Sukadar, seperti proyek membuat jalan di kampung-kampung, paving, dan saluran di Surabaya.
“Contohnya proyek yang kini sedang berjalan, pengerjaan paving di RW 06 Sukomanunggal, itu sudah ada pemenang tendernya dengan nilai proyek Rp 1,9 miliar akhir Juli kemarin. Agustus ini mulai pelaksanannya,” ungkapnya.
Baca Juga: Tersendat Berbulan-bulan, Intensif Nakes di Surabaya Akhirnya Cair
Jadi, masih kata Sukadar, proyek 2021 di Surabaya sudah mulai bergerak. “Meski nilai proyeknya kecil, itu artinya pembangunan di Surabaya tahun ini masih tetap berjalan, tidak stag atau macet sama sekali. Nilai proyek Rp 1,5 miliar masih berjalan,” tandasnya.
Memang, Sukadar mengakui jika APBD Kota Surabaya 2021 banyak yang dikepras, atau dipotong karena untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19. “Indikasinya saat kita melakukan refocusing anggaran. Di sini banyak yang dikepras,” tandasnya.
Refocusing adalah, Sukadar kembali menandaskan, kegiatan anggaran pemerintah yang semula digunakan untuk pembangunan, “Namun dipotong untuk penanganan Covid-19.”
Politikus yang akrab disapa Cak Kadar ini memaparkan, APBD Kota Surabaya 2021 mencapai Rp 9,8 triliun dengan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 8,8 triliun.
Baca Juga: Miris! Dampak Covid dan PPKM, Warga Surabaya Gadaikan Kartu PKH
“Namun faktanya hingga semester satu tahun 2021, PAD kita yang seharusnya sudah masuk minimal Rp 5 triliun itu belum tercapai,” katanya menyayangkan.
“Jadi memang kami tidak yakin target PAD Rp 8,8 triliun tahun ini yang sudah disepakati bersama antara dewan dengan Pemkot Surabaya bisa tercapai. Karena pandemi Covid-19 dampaknya memang luar biasa di semua sektor,” sambungnya.
Lebih lanjut Sukadar menambahkan, jadi dari segi pengelolaan anggaran, saat ini tidak menentu. “Sang eksekutor anggaran, dalam hal ini Pemkot Surabaya juga kebingungan untuk meraih target PAD yang sudah ditargetkan, yaitu Rp 8,8 triliun,” katanya lagi.
Sementara potensi PAD Kota Surabaya dari sektor pajak, masih kata Sukadar, juga tidak bisa diharapkan karena pandemi.
“Oleh karena itu pembangunan yang dikerjakan saat ini hanya proyek-proyek kecil. Sedangkan untuk proyek besar kalau sampai diresmikan segala, itu proyek multiyears, jadi anggarannya dari tahun ke tahun,” pungkasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB