PORTALSURABAYA.COM – Penyerapan APBD Banyuwangi termasuk yang tertinggi di Jatim, yakni hampir 44 persen atau tepatnya 43,96 persen per 15 Juli 2021 – merujuk data Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Keuangan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menegaskan, percepatan penyerapan APBD adalah untuk menjaga pergerakan ekonomi lokal.
“Di tengah dunia usaha yang melambat karena pandemi, APBD menjadi instrumen yang bisa berperan menggerakkan ekonomi,” katanya, Kamis (22/7/2021).
“Meski kapasitas fiskal daerah saat ini juga relatif terbatas, kami terus mendorong penyerapannya agar bisa mendorong ekonomi lokal,” sambung Ipuk.
Baca Juga: Webinar Pendidikan Anti Napza di Unhasy, Wagub Emil Tuntut Milenial Lebih Kreatif
Masih menurut Ipuk, penyerapan APBD cukup penting untuk menggerakkan perekonomian daerah. Gelontoran dana APBD melalui beragam pekerjaan dan belanja daerah, bisa menstimulasi ekonomi warga.
“Salah satu kunci bantalan ekonomi saat ini memang ada pada belanja pemerintah, mengingat hampir semua dunia usaha terdampak pandemi. Oleh karena itu Pemda harus optimal dalam penyerapan anggaran, sesuai arahan Presiden Jokowi dan Ibu Gubernur,” tegasnya.
Dengan APBD yang terserap baik, berbagai pekerjaan di masyarakat seperti perbaikan atau pembangunan jalan, bantuan usaha kecil, penanganan sektor kesehatan, dan sebagainya bisa berjalan.
“Ada penyerapan tenaga kerja, ada uang yang berputar. Begitu juga program lain seperti pemberian beasiswa, bantuan alat ke UMKM, berarti ada uang yang dibelanjakan untuk berputar di warga. Ini sederhana, tapi konkrit, dan kita usahakan penyerapannya bisa terus optimal,” tuturnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Launching Stasiun Pengisian Oksigen Gratis Bagi Pasien Isoman Covid-19
Ipuk menambahkan, salah satu yang juga akan dipacu dalam APBD Banyuwagi adalah serapan belanja untuk kebutuhan sosial bagi masyarakat alias bansos. Demikian pula belanja tidak terduga (BTT) untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.
“Situasi saat ini memang tidak mudah. Pemkab Banyuwangi terus berupaya mengoptimalkan instrumen fiskal yang juga sebenarnya dalam ruang yang terbatas untuk menggerakkan perekonomian,” jelas Ipuk.
Sekda Banyuwangi, Mujiono menambahkan, dari sisi pendapatan, APBD Banyuwangi per 15 Juli mencapai 49,55 persen secara keseluruhan. Untuk pendapatan asli daerah (PAD), telah mencapai 38,4 persen.
“Terima kasih atas partisipasi seluruh masyarakat Banyuwangi. Saya harap capaian ini bisa diakselerasi sesuai target. Belanja daerah juga bisa sekaligus menjadi stimulan pendapatan daerah karena ekonomi terus berputar,” kata Mujiono.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB