PORTALSURABAYA.COM – Kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 tetap digelar tanpa penonton. Hal itu sesuai dengan arahan dari pemerintah dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 38 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, level 3 dan level 2 Corona Virus Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali.
Meski tanpa penonton, suporter tetap menjadi salah satu fokus perhatian PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Dalam hal ini dibuktikan dengan kampanye atau imbauan kepada suporter atau penonton agar tidak datang ke stadion atau tidak mengadakan kerumunan. Imbauan itu sudah dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu.
Akan tetapi, fakta miris terjadi. Pada Minggu, 29 Agustus 2021, diduga salah satu kelompok fanatik dari klub Liga 1, datang di sekitar Stadion Wibawa Mukti, Bekasi. Mereka berniat mendukung tim kesayangan, padahal tidak ada pertandingan pada hari itu.
Aparat kepolisian pun mengamankan kelompok tersebut dan mengembalikan ke daerah asal.
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, sangat menyesalkan kejadian memalukan tersebut. Menurutnya, memaksakan diri datang ke stadion dalam situasi yang masih pandemi Covid-19, akan sangat mengganggu bergulirnya kompetisi BRI Liga 1 2021/2022.
“Sudah ada penegasan dari pemerintah agar pertandingan digelar tanpa penonton. Suporter atau penonton, cukup dukung dari rumah saja. Tak perlu berduyun-duyun datang ke stadion. Kepada rekan-rekan suporter, kami mohon kejadian tersebut jangan sampai terulang lagi,” tegas Akhmad Hadian Lukita, Kamis (2/9/2021).
Pria penyuka formula one itu juga mengingatkan, jika kejadian serupa terulang lagi, maka akan ada banyak pihak yang merugi alias kena dampaknya.
“Pemerintah sangat memerhatikan bergulirnya Kompetisi BRI Liga 1 2021/2022. Termasuk dari pihak kepolisian yang berwenang mengeluarkan izin. Ini perlu menjadi komitmen bersama agar pemerintah selalu memberikan lampu hijau untuk bergulirnya Liga,” beber Akhmad Hadian Lukita.
“Jika kerumunan pendukung fanatik itu terjadi di masa pandemi, sesungguhnya yang merugi adalah sepak bola Indonesia. Bagi klub yang memiliki ikatan erat dengan kelompok suporter yang bikin ulah itu, akan rugi besar. Klub tersebut akan mendapatkan hukuman tegas,” ungkapnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB