PORTALSURABAYA.COM – Berjuang melawan virus Corona selama enam hari, Slamet (37), seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Lamongan akhirnya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Pria asal Desa Trepan, Kecamatan Babat itu, meninggalkan tiga orang anak, mereka adalah Aulia Nisa’ul Lubabah (8), kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI), Alvis Haidar at-Thohir (6) kelas TK B dan Alfiana Nur Aisyah (2,5).
“Mas Slamet terpapar Covid-19, dan sempat menjalani perawatan selama 6 hari di rumah sakit hingga meninggal dunia. Kesehariannya sebagai guru honorer dan kerja serabutan apapun, asalkan halal,” ungkap Ro’iyatun istri almarhum, Kamis (5/7/2021).
Pasca meninggalnya sang suami, Ro’iyatun berharap ada kepedulian pemerintah terhadap pendidikan ketiga anaknya.
“Tentu mas, saya ingin anak-anak bisa melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Semoga nanti ada perhatian pemerintah, memberikan beasiswa,” harapnya
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lamongan, Husnul Aqib, saat mendangi rumah duka, berjanji akan memperjuangkan aspirasi tersebut. Salah satunya dengan mengusulkan pemberian beasiswa ke Pemerintah.
“Ini mungkin tidak satu-satunya kasus yang terjadi di Lamongan mas. Karena saya dengar banyak kepala keluarga yang meninggal dan mempunyai anak masih kecil-kecil. Kami meminta pemerintah benar-benar memperhatikan mereka, khususnya terkait keberlangsungan pendidikannya,” ujar Aqib.
Politikus asal Kecamatan Solokuro itu mendesak, agar pemerintah segera mendata anak-anak yang menjadi yatim dan yatim piatu akibat ditinggal orang tuannya yang meninggal dunia terpapar Covid-19.
“Pemerintah harus segera mendata anak-anak yang jadi yatim dan yatim piatu ini, serta menjamin keberlangsungan pendidikan mereka dengan memberikan beasiswa,” ucap pria yang juga menjabat Sekretaris DPW PAN Jawa Timur ini, saat memberikan santunan dan bantuan kepada keluarga korban, bersama pengurus DPD PAN Lamongan.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB