PORTALSURABAYA.COM – PSSI sangat mengapresiasi langkah Muhammadiyah menyelenggaran Kursus Lisensi D. Hal ini menunjukkan jika organisasi Islam terbesar di Indonesia itu, benar-benar concern dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang olahraga.
Hal itu disampaikan Purwanto, Exco PSSI Jatim dan Komisi Wasit, saat membuka Kursus Lisensi D PSSI yang digelar Muhammadiyah, Hizbul Wathan FC, dan Asprov PSSI Jatim di Kapal Garden Hotel, Malang, Selasa (22/3/2022).
Menurut Purwanto, pengetahuan dan ketampilan yang baik sangat dibutuhkan pelatih sepak bola. Karena itu, pelatih sepak bola perlu belajar serius sebelum terjun ke lapangan.
“Saya meminta semua peserta bisa menyerap ilmu sebaik-baiknya. Juga jangan malu bertanya kepada instruktur yang memberikan materi pelatihan,” katanya.
Dalam kursus ini, PSSI menunjuk dua instruktur yang mengantongi lisensi A AFC Pro. Mereka, Bambang Nurdiansyah alias Banur dan Joko ‘Gethuk’ Susilo.
Purwanto mengatakan, tiga hal harus dimiliki jika ingin menjadi pelatih yang baik. Yakni memiliki kedisiplinan tinggi, sikap sportif, dan respek.
“Semoga dari kursus ini akan lahir pelatih-pelatih berbobot yang mampu menciptakan pemain-pemain berkualitas,” tegas mantan wasit FIFA ini.
Hal senada dikatakan Bambang Nurdiansyah. Kata dia, pembekalan pelatih ini sangat penting dan memiliki nilai strategis.
“Ini menjadi ujung tombak pembinaan sepak bola. Bagaimana bisa mencetak pemain bagus kalau pelatihnya belum berlisensi,” katanya.
Bambang menuturkan, meski 15 tahun menjadi pemain sampai sekarang dia masih terus belajar. Dia menceritakan saat dianya ikut kursus lisesnsi A AFC Pro. Di Indonesia, hanya segelintir pelatih saja yang mendapatkan lisensi tersebut
“Saya paling tua saat ikut kursus pelatih Lisensi A Pro bersama Mundari Karya. Tapi saya memang ingin belajar. Karena itu, saya berpesan don’t stop learning (jangan berhenti belajar),” katanya
Sementara itu, Suli Da’im, Presiden Hizbul Wathan FC, mengaku sangat surprise dengan antusiasme peserta yang mengikuti kursus Lisensi D ini.
“Jujur, respons peserta sangat bagus. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, di antaranya Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Nganjuk, Surabaya, Gresik, dan Sampang. Ada juga peserta dari Jogjakarta. Bahkan ada peserta dari Papua, sayangnya saat digelar, izin dari perusahannya belum turun,” ungkapnya.
Suli lalu menyatakan, Muhammadiyah punya rekam jejak sejarah panjang ikut membangun sepak bola di Indonesia. Karena itu, Muhammadiyah bertanggung jawab untuk ikut melahirkan pemain-pemain bertalenta yang kompetitif, bukan hanya di level nasional tapi juga internasional.
“Untuk mencapai itu, kita perlu memulai dengan mendidik pelatih agar punya kualifikasi unggul,” tandasnya.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB