PORTALSURABAYA.COM – Belum genap setahun membuka gerai Pusat Oleh-oleh (Pusol) di daerah Surabaya Timur, Bu Rudy melebarkan lini bisnis kulinernya di kawasan Surabaya Barat.
Tepatnya di Jl. Kupang Indah yang dikenal dengan deretan rumah-rumah makan ternama di tepi tol Surabaya-Gresik. Konsep bangunannya sama persis seperti yang di Jl. Dharmahusada.
Terdiri dari empat lantai, lantai 1 untuk parkir mobil dan motor, lantai 2 memajang ribuan produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
“Ada sekitar seribuan pelaku UMKM Surabaya gabung di Pusol Bu Rudy ini dengan jumlah produknya ada lebih dari tujuh ribuan. Semua kami kurasi dengan ketat,” kata Ferry Siswadi, Direktur Pusol Bu Rudy, kepada awak media, Minggu (2/7/2023).
Ferry menambahkan, untuk bisa gabung di Pusol Bu Rudy, pelaku UMKM wajib melengkapi legalitas usahanya. Kepemilikan legalitas itu yang paling penting. Pelaku UMKM harus punya sertifikat PIRT baru bisa memasukkan produknya ke Pusol Bu Rudy.
“Disamping kemasan yang bagus, kualitas produk UMKM ini tidak boleh berubah. Ini yang selalu saya tekankan kepada mereka (pelaku UMKM),” tutur putra sulung Bu Rudy ini.
Bu Rudy menegaskan setelah kualitas dan kemasan, baru bicara soal menetapkan harga jual ke konsumen.
“Harga bisa berubah tetapi jangan sampai mengubah kualitas, karena bikin orang nggak mau beli lagi,” cetus perempuan kelahiran Madiun, 10 Oktober 1953 ini.
Dua lantai ke atas, ada Depot Bu Rudy yang menyajikan masakan khas Indonesia di lantai 3. Lantai teratas terdapat meeting room yang bisa dipakai untuk aneka acara eksklusif.
“Bisa untuk merayakan ulang tahun atau meeting perusahaan sambil nikmati jajanan produk UMKM dan makanan khas Bu Rudy,” jelas Ferry.
Bu Rudy menyatakan hal yang sama juga ditekankan kepada tim juru masak Bu Rudy.
“Setiap hari kualitas makanan Depot Bu Rudy selalu saya perhatikan,” urainya.
Bu Rudy bersyukur, selama 28 tahun menjalankan bisnis kuliner dapat menjaga kualitas rasa masakan yang disajikan buat pelanggannya.
Soal kualitas ini, Bu Rudy siap dikritik konsumen setiap saat.
“Kalau misal suatu saat merasakan makanan di sini nggak enak, jangan omongnya di luar ke orang lain. Langsung omong depan saya, langsung saya benahi,” janjinya.
Sulung dari tiga bersaudara ini mengaku lini usahanya bisa berkembang seperti sekarang lantaran dirinya selalu terbuka dan siap menerima kritik.
“Kritik membangun itu bagus. Karena itu saya rangkul semua karyawan agar mereka juga selalu menjaga kualitas masakan. Saya kan nggak bisa kerja sendirian,” ujarnya.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB