PORTALSURABAYA.COM – Selain untuk mengurangi kecelakaan di jalan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersama Dishub Kabupaten Gresik membuat program angkutan Aglomerasi Trans Jatim berupa bus dengan rute Gresik, Surabaya dan Sidoarjo dengan trayek perjalanan Pulang Pergi (PP).
Dengan menggunakan armada transportasi buy the service angkutan massal dari terminal Porong Sidoarjo, terminal Bungurasih Surabaya dan terminal Bunder Gresik diharapkan bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi bagi masyarakat yang kerja di luar kota baik dari Gresik, Surabaya dan Sidoarjo.
Kabid Angkatan Gresik, Hufan Nur Dhianto mengatakan hadirnya Aglomerasi Trans Jatim yang merupakan program dari Dishub Provinsi Jatim untuk angkutan umum dengan rute yaitu terminal Porong Sidoarjo, terminal Bungurasih dan terminal Bunder Gresik untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta untuk membangkitkan angkutan umum.
“Program ini untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan yang baik itu untuk mengurangi volume kendaraan. Kemudian tujuannya juga untuk membangkitkan angkutan massal,” ujarnya.
Sedangkan untuk rute di Gresik, lanjut Hufan ada 6 titik halte yang disediakan yakni halte terminal Bunder, halte Pemerintah Daerah (Pemda), halte Unmuh, halte RS Semen, halte Sentilang dan halte Gejos. Tarif sekali jalan sebesar Rp 5 ribu dengan kapasitas penumpang 36 seat dengan 20 bus medium yang sudah disiapkan.
“Rencana ada 6 titik halte di Gresik yang akan dilewati. Kenapa, ini juga untuk membangkitkan angkutan kota (angkot) dengan mengambilan penumpang di halte tersebut. Untuk tarif busnya nanti sebesar Rp. 5 ribu sekali jalan,” kata Hufan.
Baca juga: Sempat Dihantam Resesi, Laju Ekonomi Kota Mojokerto Kini Naik 1,94 Poin
Nantinya, penumpang bus yang akan turun di halte-halte kemudian bisa naik Lyn atau angkutan kota (angkot) menuju tempat tujuan penumpang masing-masing. Sehingga bisa menghidupkan kembali jasa angkutan kota.
“Teknisnya, penumpang turun dari bus di halte-halte itu, bisa langsung naik angkot tujuan penumpang yang ada di kota Gresik,” ucapnya.
Sementara Sekretaris Dishub Gresik, Muhammad Amri mengatakan untuk sosialisasi atau survei halte akan dimulai pada bulan Januari 2022, kemudian untuk pelaksanaanya pada bulan Juni 2022, karena belum ada tahap lelang dan kemungkinan bulan Februari dan Maret 2022.
“Kita survey dulu Januari 2022 nanti, tapi untuk pelaksanaan dan operasional angkutan umum ini pada bulan Juni 2022,” katanya, Rabu (8/12/2021).
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, adanya sinergi dari 3 kabupaten ini diharapkan bisa semakin menjadi harmonis. Juga Pemerintah Daerah (Pemda) semakin peduli dengan adanya transportasi umum untuk kemajuan ekonomi dan komitmen untuk memajukan transportasi umum.
“Kami berharap sinergi 3 kabupaten ini untuk kemajuan transportasi di Jatim dan untuk mengurangi kecelakaan berlalu lintas di jalan,”ungkap Amri.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB