PORTALSURABAYA.COM — Penyelenggaraan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berlangsung semarak. Sandiaga Salhuddin Uno, Kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Kamis (30/6/2022) disambut tarian Turonggo Yakso. Sebuah kesenian tradisonal yang merupakan kearifan lokal desa setempat.
Menteri Parekraf langsung masuk ke mobil listrik bertenaga surya buatan para siswa SMK Muhammadiyah Watulimo, Trenggalek. Mobil itu dikemudikan oleh Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek. Mobil tersebut menyerupai golf cart dengan kabin terbuka menuju Balai Desa.
”Dari 3.500 desa, Desa Wisata Pandean ini tembus 50 desa terbaik. Pariwisata ini berbasis komunitas. Ibu-ibu yang menjalankan walaupun baru satu tahun, ternyata sudah menghasilkan prestasi yang luar biasa,” ujar Sandi.
Desa Pandean masuk ke dalam 50 Desa Terbaik Desa Wisata Indonesia Bangkit ADWI 2022 Kemenparekraf dengan berbagai keunggulan potensi pariwisata mereka.
Desa Pandean kemudian akan mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari Astra selama satu tahun. Astra merupakan salah satu mitra kolaborasi Kemenparekraf tahun ini. Selain Astra, Kemenparekraf menggandeng BCA, BNI dan Grab.
Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di Desa Pandean yang merupakan desa ke-12 yang dikunjungi Menteri Parekraf ini telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori.
Yakni:
1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya),
2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya),
3. Homestay,
4. Toilet umum,
5. Digital dan kreatif,
6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan
7. Kelembagaan Desa.
Menteri Parekraf mengatakan bahwa pariwisata Indonesia bergerak menuju pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Termasuk dalam penggunaan kendaraan-kendaraan ramah energi di destinasi pariwisata.
Kemenparekraf menjalin kerja sama dengan Astra. Misalnya yang telah ada di Bali. Dan selanjutnya segera diluncurkan di Danau Toba.
”Salah satu dasar dari energi baru terbarukan adalah kearifan lokal,” ungkap Sandi.
Salah satu contohnya, kata Sandi, yakni mobil tenaga surya buatan para siswa SMK Muhammadiyah Watulimo, Trenggalek ini.
”Menurut saya ini suatu hal yang perlu kita kolaborasikan. Saya bersama Astra nanti akan duduk. Kita lihat selain dari pada kendaraan listrik yang sekarang sudah banyak diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar, bagaimana kearifan-kearifan lokal ini juga bisa hadir di desa-desa wisata,” beber Sandi.
Jarak menuju Desa Wisata Pandean dari Bandara Internasional Abdurrahman Saleh Malang sekitar 179 kilometer. Kira-kira lima jam bila ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Potensi pariwisata mereka diantaranya destinasi Watu Kandang Sungai Konang. Sungai yang memiliki air yang jernih membuat wisatawan betah berlama lama bermain air dengan sensasi jeram yang cantik.
Sepanjang jalur yang dilintasi river tubing ini kiri kanan terdapat bebatuan besar dikelilingi pepohonan rindang, tidak jauh dari finish river tubing ada air terjun 3 tingkat untuk kegiatan canyoning.
Sementara potensi seni dan budayanya, Desa Wisata Pandean memiliki Kothekan Lesung. Sebuah kesenian yang sudah ada sejak zaman penjajahan hingga kini masih dilestariakan.
Usia lesung kurang lebih 150 tahun. Sedangkan pemukul lesung adalah Ibu–ibu lansia yang energik memainkan alunan musik ritmik.
Para wisatawan juga dapat berburu kuliner enak yang dapat dijadikan oleh-oleh. Seperti Sambal Cirang, beras kencur putih, Karak Tiwul, Durian Kripto dan aneka keripik khas desa tersebut.
Fasilitas umum di desa itu pun tergolong maju dan adaptif dengan perkembangan teknologi. Seperti Wifi publik di area River Tubing, serta akun sosial media, mulai dari FaceBook, Intagram, YouTube, dan Google Maps.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB