PORTALSURABAYA.COM – Seminar pencegahan kekerasan pada anak dan perempuan di era pandemi yang diselenggarakan Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) serta Gabungan Organisasi Wanita (GOW) kabupaten Gresik dihadiri oleh wakil bupati Gresik Aminatun Habibah, Jumat (8/10/2021) di Pendopo Putri Mijil kabupaten Gresik.
Selain dihadiri Wakil Bupati, seminar juga dihadiri oleh kepala (KBPPPA) Saifuddin Ghozali dan Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan bahwa aset kita berada di tahun 2045, pada saat itu Indonesia mendapatakan keuntungan bonus demografi, di mana generasi emas tersebut pada dasarnya menjadi bibit unggul, sudah ada mulai dari sekarang.
“Anak-anak di masa sekarang maupun yang baru lahir tahun ini berada di sekeliling kita, merekalah yang akan memimpin bangsa ini di tahun 2045 kelak,” ungkap Wabup yang disapa Bu Min itu.
Bu Min melanjutkan di mana pada tahun 2045, pekerja di Indonesia berjumlah lebih banyak dari pada di negara lain. Angkatan kerja dengan usia produktif 18-58 tahun jumlahnya akan lebih banyak dari manula dan anak-anak, hal ini sangat menguntungkan di masa mendatang.
Lalu, ia menjelaskan bahwa kita wajib melindungi anak-anak dengan pengawasan, namun tidak boleh super ketat. Bu Min juga sangat berterima kasih kepada ibu bupati sebagai ketua GOW dan kepala dinas KBPPPA karena selalu mensupport kegiatan GOW.
“Angkatan kerja dengan usia produktif 18-58 tahun jumlahnya akan lebih banyak dari manula dan anak-anak dan ini menguntungkan kita. Karena itu, kita wajib melindungi anak-anak serta mengawasinya,” katanya.
Seminar dengan narasumber Tis’at Afriyandi dari Surabaya Children Crisis Centre, merupakan salah satu seminar yang mengedukasi para orang tua agar tetap mengawasi anak dengan sesuai dan benar.
Karena tingginya gelombang kesenjangan ekonomi di masa pandemi menyebabkan hilangnya mata pencarian dan susahnya perekonomian yang berdampak pada meningkatnya beban keluarga yang berpotensi memicu kekerasan dalam rumah tangga, apalagi pada anak.
Tis’at Afriyadi menuturkan bahwa peserta seminar ini telah di bekali ilmu dan sudah punya pengalaman yang luar biasa tentang anak. Hal tersebut bisa disalurkan ke saudara dan tetangga-tetangga di rumah.
“Mari selamatkan anak-anak kita, bisa jadi jumlah anak-anak hanya 30% dari penduduk Indonesia. Namun mereka adalah 100% dari masa depan bangsa dan negara, masa depan bangsa dan negara tergantung dengan mereka” tuturnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB