PORTALSURABAYA.COM – Sebanyak 30 pemuda dari berbagai komunitas pemerhati sungai mengikuti ekspedisi pembebasan pohon dari sampah plastik di Kali Brantas yang melintasi kecamatan Wringinanom dan Driyorejo.
Kegiatan tersebut sebagai bentuk bakti sekaligus untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 76.
Thara Bening Sandrina koordinator River warrior yang mengikuti kegiatan ekspedisi pembebasan pohon plastik Kali Brantas mengatakan sungai Brantas penting bagi Gresik karena di gunakan sebagai bahan baku dari PDAM Gresik, namun disayangkan banyak ditemukan sampah plastik di air maupun yang terlilit pada pohon tepi sungai.
Kemudian, lanjut mahasiswi Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Airlangga semester 5 itu menjelaskan bahwa keberadaan sampah plastik yang “nyantol” di dahan-dahan pohon tepi sungai akan terfragmentasi menjadi mikroplastik atau partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5mm, hal itu bisa mengakibatkan air sungai tercemar, dimana air ini yang digunakan sebagai bahan baku PDAM.
“Kami menemukan ada 467 batang pohon tepi sungai sepanjang wringinanom hingga Driyorejo yang terlilit sampah plastik, kami juga menemukan 97 timbunan sampah di tepi sungai, terutama di Desa Cangkir kami menemukan timbunan sampah yang longsor masuk ke Kali Brantas,” ungkap Thara.
Sementara itu, Firly Mas’ulatul Janah koordinator ekspedisi pembebasan pohon dari sampah plastik menjelaskan banyaknya sampah ke Sungai karena tidak semua warga di Wringinanom dan Driyorejo mendapat layanan sampah, hanya 15% penduduk desa sekecamatan Driyorejo, wringinanom yang terkelola sampahnya.
“Tidak semua sampah plastik terkelola dengan baik, hanya 15 persen saja di dua kecamatan itu. Selebihnya 85 persen sampah tak terkelola dan salah satunya dibuang ke sungai,” ucap alumni Fisip Unair ini, Kamis (19/8/2021).
Hal senada di ungkapkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Hangtuah DR Chomariyah yang turut membersihkan sampah plastik yang melilit pohon ditepian sungai itu meminta pemerintah untuk inisiatif membebaskan sungai dari sampah plastik.
“Setiap tahun Indonesia menghasilkan 8juta ton sampah plastik, hanya 3 juta ton sampah plastik yang terkelola, 5 juta ton tidak terkelola seperti dibakar, ditimbun di lahan kosong, dibuang di TPA dan 2,6 juta ton sampah dibuang ke sungai,” ungkapnya.
Tidak ketinggalan, Bunga Surya Ekasari relawan sungai Nusantara yang melakukan berorasi ditepi jalan raya cangkir tentang bahayanya sampah plastik di sungai.
“Warga cangkir harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, styrofoam, sedotan, sachet dan botol air minum,” teriaknya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB